top of page
  • Instagram

Berdamai Dengan Keterbatasan: Andre Genta Sanjaya




Halo, teman-teman semuanya! Minggu lalu, Children Matter sangat beruntung karena Berkesempatan untuk mewawancarai sosok yang sangat inspiratif. Dia adalah Andre Genta Sanjaya. Meski hanya bisa bercakap secara virtual, Kak Andre membagikan banyak sekali cerita menarik, mulai dari kisah masa kecilnya hingga saat ini. Kira-kira apa saja ya, ragam kisah inspiratif yang Kak Andre ceritakan? Yuk, kita simak cerita berikut ini!


Meskipun terlahir sebagai penyandang disabilitas dimana Ia terlahir dengan kondisi Cerebral Palsy (CP) yang menyebabkan ketidaksamaan gerakan tubuh antara apa yang ingin dilakukan dengan apa yang ia sebenarnya lakukan. Namun hal tersebut tidak menghentikan Kak Andre untuk terus melanjutkan pendidikannya. Saat ini, Ia merupakan Mahasiswa S2 Psikologi di Universitas Tarumanagara, lho! Untuk itu, Kak Andre harus melakukan terapi, salah satunya dengan berolahraga.


Awalnya, Kak Andre menjadikan olahraga hanya sebagai media terapinya. Namun suatu hari saat sedang kelas olahraga, ia hanya diberikan tugas oleh dosennya untuk membuat makalah menggantikan praktek olahraga. Merasa dibedakan dari teman-teman yang lain, Kak Andre menjadikan olahraga seperti acuan bagi dirinya agar tidak terus diremehkan. Itulah yang membuat Kak Andre aktif di organisasi keolahragaan hingga menjadi atlet dan coach olahraga meski memiliki keterbatasan.


Semuanya takkan berarti tanpa hadirnya keluarga yang suportif, begitu juga dengan kehidupan Kak Andre. Menurutnya, Ia sangat beruntung karena memiliki keluarga yang sangat suportif dan menyayanginya. Terbukti dari bagaimana mereka tidak malu untuk memperlihatkannya kepada dunia luar dengan cara sering dibawa ke tempat umum. Dengan kondisi keluarganya yang selalu mendukung, Ia menjadikan hal tersebut sebagai tumpuan untuk selalu berusaha dan berjuang. Meski Kak Andre merasa kedua orang tuanya cukup protektif terhadap dirinya, ia percaya bahwa dukungan dan komunikasi yang baik dengan orang tuanya, menjadikan kak Andre yang seperti sekarang.


Masa kecil Kak Andre sangatlah berat, terlahir dalam keadaan prematur (6,5 bulan) dan tidak mengeluarkan tangisan pada saat baru lahir yang menyebabkan kekurangan oksigen. Ketika tumbuh dalam masa anak-anak, Kak Andre mengalami keterlambatan dalam perkembangan badan. Hingga pada umur 13 tahun beliau didiagnosa menderita cerebral palsy (CP). Pada titik terendah Kak Andre, beliau pernah berkeinginan untuk bunuh diri. Namun beliau tersadar bahwa tindakan tersebut salah. Cerebral palsy (CP) bukanlah sebuah penyakit yang menakutkan, namun Kak Andre mengamini bahwa cerebral palsy (CP) tersebut akan menjadi teman hidupnya.


“Hidup bukan hanya tentang diriku, namun juga tentang berbagi kepada orang lain“ ucap Kak Andre.


Kak Andre pernah mendapatkan poin 70 dalam test IQ (Intelligence Quotient). Ini sangat jelas membatasi Kak Andre melakukan aktivitas sehari-hari. Seperti saat sekolah, Kak Andre harus menggunakan rekaman pada saat di kelas sebab keterbatasan beliau yang tidak bisa mencatat dan mendengarkan sekaligus. Namun, seiring berjalannya waktu, beliau memutuskan untuk beradaptasi dengan keadaan. Kak Andre meyakini bahwa IQ bukanlah tolak ukur kecepatan dalam belajar, namun niat lah yang menentukan itu semua.


Keterbatasan yang dimiliki Kak Andre tidak membuat beliau tidak aktif dalam kegiatan sosial. Ini dibuktikan dengan aktifnya dia dalam kegiatan donor darah, dalam 6 hari ia wajib sekali melakukan satu kali donor darah. Tujuannya pun sangat mulia, beliau peduli terhadap orang-orang yang akan melahirkan sebab mereka yang lebih membutuhkan banyak darah. Tujuan lainnya adalah untuk kesehatan tubuh, menyebarkan kesadaran mengenai betapa pentingnya berbagi kepada orang yang membutuhkan.


Ia percaya bahwa tidak seharusnya ia terus menyorot dirinya sebagai korban, lantas tidak melakukan apa-apa. Menurutnya, bangkit itu pilihan dan ketika kita sudah menentukannya, maka kita harus menjadi bertanggung jawab atas pilihan itu. Menurutnya, tugas utama kita sebagai manusia adalah memahami bagaimana semesta bekerja.


Kak Andre juga aktif dalam kegiatan mengajar dan tidak pernah berhenti menginspirasi dengan membagikan kisah luar biasanya kepada masyarakat luar. Tak berhenti disitu, Ia juga tergabung dalam komunitas Coaching Indonesia. Bahkan dalam waktu dekat, Ia ingin menjadi guru untuk ABK (Anak Kebutuhan Khusus) dan mengedukasi para orang tua yang memiliki anak cerebral palsy (CP). Tujuan beliau adalah untuk memberitahu bahwa anak mereka adalah berkat, bukan cobaan yang harus disembunyikan. Tak lupa, ia juga memberikan pesan nih untuk teman-teman diluar sana yang mengalami keterbatasan dalam hidup. Beliau mengingatkan bahwa tidak ada perbedaan di dalam dunia pendidikan. Lahir sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidak mengurangi eksistensi dan nilai dari setiap individu. Tetap berjuang dan terus mencari jati diri akan sangat membantu.


“Ketika kita lahir, Tuhan pasti punya misi untuk kita. Tuhan tidak mungkin menyia-nyiakan kita. Tuhan percaya bahwa kita bisa melaluinya, itulah mengapa Tuhan memilih kita. We’re the chosen one. Kehadiran kita di dunia bukanlah sebuah kebetulan, everything happens for a reason.” Tutup kata Kak Andre dalam sesi akhir kita bercakap.


 
 
 

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Kommentare


© 2021 by Children Matter Indonesia.

bottom of page