Children Matter Inspiration: 5 Tokoh Perempuan yang Menginspirasi
- Children Matter
- 10 Jun 2021
- 6 menit membaca
Halo teman-teman semuanya, pada tanggal 21 April kemarin kita baru saja merayakan hari kartini nih. Kartini dikenal sebagai sosok yang tangguh dan berani sebagai perempuan. Dan saat ini banyak sekali 'kartini' modern baik dalam negeri maupun luar negeri yang bisa jadi inspirasi temen-temen semua nih! Siapa aja ya kira-kira? Keep it up!!!
Najwa Shihab

Sumber: Instagram/najwashihab
Najwa Shihab merupakan jurnalis serta pembawa acara di Indonesia yang dikenal kritis dan lugas. Ia juga mendirikan perusahaan start-up berita digitalnya sendiri, Narasi TV. Perempuan yang lahir pada 16 September 1977 ini juga merupakan seorang istri dan memiliki satu anak laki-laki.
Meski dikenal sebagai seorang jurnalis, Najwa Shihab ternyata lulusan fakultas hukum di Universitas Indonesia. Barulah setelah lulus dari UI ia mulai masuk ke dunia jurnalis, memulai dari RCTI kemudian pindah ke Metro TV. Di Metro TV ini ia mulai dikenal oleh masyarakat luas, yang menjadi pemantik adalah ketika ia ditugaskan menjadi reporter untuk meliput tsunami di Aceh 2004. Ia mendapatkan berbagai penghargaan dari hasil kerjanya tersebut.
Setelah itu pada November 2009, ia dipercayai untuk membawakan acara sendiri yakni Mata Najwa. Di acara inilah kecerdasan serta keberanian Najwa Shihab benar-benar diperlihatkan. Acara ini menghadirkan berbagai bintang tamu papan atas di pemerintahan. Berbagai penghargaan juga disabet oleh acara Mata Najwa dan Najwa Shihab secara individu.
Dari kisah Najwa Shihab, banyak sekali hal-hal yang dapat diteladani terutama bagi perempuan muda Indonesia. Keberanian Najwa Shihab bertanya ke figur-figur penting pemerintah demi mencari kebenaran menjadi salah satu hal yang patut ditiru. Kemudian sebagai perempuan, Najwa Shihab bisa dijadikan contoh sebagai perempuan yang memilih keinginannya menjadi diri sendiri tetapi tidak lupa terhadap keluarga. Najwa Shihab pun pernah berkata, “Perempuan tidak harus memilih antara keluarga atau karir, perempuan bisa menjalankan keduanya ,”kata-kata yang memberikan harapan untuk banyak perempuan.
2. Retno Marsudi

Sumber: CNBC Indonesia
Retno Lestari Priansari Marsudi atau kerap kali disapa Retno Marsudi adalah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada periode 2014-2019 dan 2019-2024. Retno Marsudi lahir di Semarang, 27 November 1962. Beliau adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang dilantik pada tanggal 27 Oktober 2014.
Menteri Retno Marsudi mengenyam Pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, jurusan Ilmu Hubungan Internasional lulus pada tahun 1985. Selain itu, beliau ada mengambil beberapa program studi lain, yaitu "Undang-Undang Uni Eropa" di Haagse Hogeschool di Den Haag dan "Studi Hak Asasi Manusia" di Universitas Oslo. Dari tangan dingin Menteri Retno, Indonesia berhasil mengukir banyak prestasi baik di tingkat kawasan maupun global di mana salah satunya adalah Indonesia berhasil terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2019-2020.
Menteri Retno tidak pernah menyangka dapat bepergian ke luar negeri sebagai Menteri Luar Negeri. Sejak kecil Menteri Retno suka menonton acara TV nasional yang menyiarkan berita internasional tentang para diplomat bekerja di luar negeri. Hal tersebut membuatnya bercita-cita ingin menjadi seperti mereka. Menteri Retno mengatakan bahwa niat awalnya ingin menjadi diplomat karena bisa ke luar negeri karena pada saat itu sudah dianggap luxurious.
Dari kisah Menteri Retno, ada hal yang dapat anak-anak Indonesia muda khususnya kaum perempuan petik sebagai pelajaran, yakni berawal dari mimpi sederhana bukan berarti tidak dapat tercapai. Untuk mencapai cita-cita, tentunya diperlukan kedisiplinan seperti yang dilakukan oleh Menteri Retno yang giat mengenyam pendidikan. Dari Menteri Retno, kita dapat melihat bahwa perempuan memiliki peluang yang sama dan setara dengan laki-laki dalam meraih pekerjaan. Hal ini terlihat di mana Menteri Retno berhasil menjadi wanita pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
“Jadilah Ibu yang menjalin silaturahmi, menjaga kehormatan, dan menjunjung kemanusiaan demi martabat bangsa.” Retno Marsudi.
3. Maudy Ayunda

Sumber: instagram.com/maudyayunda
Ayunda Faza Maudya atau lebih akrab kita sebut dengan nama Maudy Ayunda merupakan seorang artis, penyanyi, model, dan penulis lagu. Selain itu, ia juga bergerak sebagai aktivis di bidang pendidikan dengan membuat sebuah organisasi nirlaba bernama Inspira yang fokus terhadap perkembangan karir dan diri. Perempuan yang baru saja masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021 ini, pertama kali tampil di film berjudul “Untuk Rena” pada tahun 2005 dan berperan sebagai Rena. Peran itu merupakan awal yang luar biasa untuk karirnya karena berhasil menghantarkan Maudy kepada penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terpilih di Festival Film Jakarta 2006. Terhitung hingga saat ini ia telah memainkan 13 film layar lebar berbeda, diantaranya seperti Perahu Kertas (2012), Refrain (2013), Habibie & Ainun 3 (2019), dan lainnya.
Tidak hanya meniti karir di dunia hiburan, Maudy juga kian bersinar dalam dunia pendidikan. Ia merupakan lulusan Oxford University pada jurusan Philosophy, Politics, and Economics dan menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 3 tahun saja. Tidak berhenti disitu, Maudy pun tetap menekuni kegemarannya pada belajar seperti yang dia sampaikan pada sesi wawancaranya dengan Najwa Shihab dalam narasi.tv, dengan melanjutkan pendidikan masternya di Universitas dengan ranking terbaik kedua di dunia yaitu Stanford University dan mengambil dua jurusan sekaligus yaitu Master of Business Administration dan Education.
Dikutip dalam kompas, alasan Maudy mengikuti Joint Degree Program selama di Stanford yang merupakan kombinasi dari dua program gelar yang berbeda dan dijalankan pada waktu yang sama adalah karena minatnya pada pendidikan yang luas. Ia ingin menjadi seorang spesialis, mengingat menurutnya bisnis masih terlalu luas cakupannya, sehingga Ia juga memutuskan fokus dalam bidang pendidikan yang dia tekuni di jurusan pendidikan yang mana belajar mengenai kurikulum, testing method, cara belajar dan cara mengajar.Selain itu, Maudy Ayunda bahkan diterima pada Harvard University di Master of Education Program yang juga dibagikannya melalui instagram.
Dari kisah perempuan kelahiran 19 Desember 1994 ini, banyak hal yang anak-anak Indonesia dapat pelajari. Tetap balance dalam karir dan juga pendidikan salah satunya yang tentu saja tidak tercapai dengan begitu saja. Merasa minder hingga dilema pernah Maudy rasakan. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangatnya. Maudy memaparkan bahwa sejak kecil ia memang lebih suka membaca buku dan jarang menonton televisi. Selain itu, ia juga belajar tidak saat hanya mendekati ujian dan selalu mengoreksi semua berkas ujian terdahulunya. Maudy juga mengatakan bahwa untuk tetap beradaptasi dengan lingkungan belajar kita adalah hal yang penting, apalagi jika kita belajar dengan budaya yang berbeda. Kehebatan Maudy dalam mengatur waktu juga dapat diteladani dan dijadikan contoh, bagaimana ditengah kesibukannya, Ia tetap dapat mempertahan nilainya dengan baik, mengingat saat di bangku SMA, Maudy masih cukup aktif mengambil peran juga kerjaan. Pendidikan merupakan hal yang fundamental dan Maudy memberikan pelajaran yang luar biasa untuk para anak-anak di Indonesia agar terus berkembang dalam belajar juga meniti karir di masa depan.
“With education you’re given tools to help other people.” Maudy Ayunda.
4. Angela Merkel

Sumber:Kompas.com
Angela Merkel, atau Angela Dorothea Kasner, lahir 17 Juli 1954, di Hamburg, Jerman Barat. Angela Merkel adalah politikus Jerman yang pada tahun 2005 menjadi kanselir wanita pertama Jerman. Dibalik kepemimpinannya, terdapat sebuah kisah yang menginspirasi. Saat muda, seperti halnya kebanyakan anak yang tumbuh di Republik Demokratik Jerman, Angela aktif berpartisipasi dalam organisasi pemuda negara bagian. Meskipun telah menjadi kanselir, Angela hidup sederhana, tinggal di apartemen biasa dan tanpa bantuan asisten rumah tangga.
Sebagai Kanselir Jerman, Angela telah memimpin 80 juta rakyat Jerman selama 18 tahun dengan dedikasi, kompetensi, keterampilan dan ketulusan. Namun, pada tanggal 16 Januari 2021, rakyat Jerman harus mengucapkan selamat tinggal kepada Angela Merkel sebagai kanselir karena posisinya telah digantikan oleh orang lain.
Dari kepemimpinan Angela Merkel, ada beberapa poin yang dapat generasi muda Indonesia tiru, yakni selalu hidup sederhana meskipun sudah mendapatkan jabatan tinggi, bekerja dengan memegang teguh prinsip, dan dedikasi yang tinggi mengabdi untuk rakyat.
“Always be more than you appear and never appear to be more than you are.” Angela Merkel
5. Greta Thunberg

Source: Flickr
Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg atau biasa dikenal Greta Thunberg adalah seorang aktivis muda lingkungan Swedia yang dikenal secara internasional. Ia dikenal sebab berani menantang para pemimpin dunia untuk segera mengambil tindakan melawan perubahan iklim. Perempuan muda kelahiran 3 Januari 2003 ini juga dikenal memiliki gaya berbicara yang tegas serta lugas baik di depan umum maupun majelis yang berisikan pemimpin dari seluruh dunia.
Sisi aktivis dari Greta Thunberg ini mulai terlihat dari bagaimana ia membujuk orang tuanya untuk hidup dengan mengurangi emisi karbon. Kemudian pada tahun 2018 ketika usianya baru menginjak 15 tahun ia mengajak teman-temannya untuk membolos dari sekolah untuk berdemo mengenai lingkungan atau disebut 'School Strike for Climate' di depan parlemen Swedia. Gerakan ini menuntut pemerintah Swedia mengurangi emisi karbon sesuai dengan Persetujuan Paris, dan dia memprotes dengan duduk di luar Riksdag setiap hari selama jam sekolah dengan tanda Skolstrejk för klimatet (mogok sekolah untuk iklim).
Dari gerakan tersebut telah menginspirasi pemuda-pemuda di seluruh dunia untuk melakukan hal yang serupa. Akibat dari gerakan itu pula yang mengantarkannya duduk di Konferensi Perubahan Iklim COP25 di Madrid, Spanyol. Hampir 200 negara berpartisipasi dalam konferensi yang berlangsung selama 12 hari dan bertujuan untuk mencari cara meredam dampak perubahan iklim. Aktivis lingkungan berharap banyak pada gerakan yang dimulai Greta, yang mereka pikir dapat memberikan daya dorong bagi keberlangsungan lingkungan yang masih bermasalah saat ini.
Dari kisah Greta di atas kita sebagai pemuda perempuan Indonesia harusnya juga bisa menyuarakan apa yang meresahkan kita sebagai manusia. Meski Greta seringkali dinilai berbagai media terlalu muda dan tak berkompeten untuk berbicara di konferensi internasional, Greta tak menggubris.
"Saya bisa bersuara dan ini adalah salah satu caraku untuk membuat suaraku didengar." Greta Thunberg.
Referensi
https://kemlu.go.id/portal/id/struktur_organisasi/profil-menteri/menteri-luar-negeri.
https://www.kompas.com/global/read/2021/01/14/141500370/suka-lihat-diplomat-di-tv-sejak-remaja-retno-marsudi-tak-sangka-bakal?page=all.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/08/03/130942110/maudy-ayunda-ternyata-ambil-2-jurusan-sekaligus-di-universitas
Comentários