Kasus Child Stunting di Indonesia Masih Memprihatikan
- Sasha Yustisia
- Jul 1, 2021
- 2 min read
Children Matter News – Child stunting merupakan salah satu permasalahan penting yang sampai saat ini belum berhasil terselesaikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebagai negara yang diprediksi akan mengalami bonus demografi di masa mendatang, seharusnya kualitas gizi anak-anak diperhatikan. Bisa saja bukannya menjadi berkah, bonus demografi terancam menjadi malapetaka karena tingginya angka persentase kasus child stunting di Indonesia.
Indonesia menempati urutan kelima di antara negara-negara dengan tingkat stunting tertinggi. Bahkan, tingkat stunting pada anak-anak, khususnya balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan WHO, yakni lebih dari 20 persen. Hal ini bisa dilihat dari kasus stunting yang banyak ditemukan di daerah dengan angka kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah. Salah satu contohnya adalah krisis child stunting di Desa Sukadami.
Perlu diketahui, stunting merupakan suatu kondisi di mana balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diberikan pada saat proses pertumbuhan, dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Karena kekurangan gizi kronis, anak-anak ini berisiko mengalami gangguan mental dan fisik seumur hidup.
Dalam kasus child stunting di Desa Sukadami patut mendapatkan sorotan. Dr. Kurniawati mengatakan kasus stunting di Sukadami mencapai 772 balita pada akhir 2018 dari jumlah 4.150 anak dengan persentase 17,1 persen secara keseluruhan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kasus stunting dapat terjadi di antaranya kesenjangan dalam memaksimalkan kapasitas ekonomi daerah, minimnya akses pendidikan dan pembelajaran tentang kebutuhan gizi anak, kesenjangan sosial ekonomi dan keuangan tingkat keluarga. Hal ini diperburuk saat pandemi COVID-19 menyerang Indonesia.
Menurut UNICEF, pandemi COVID-19 bisa meningkatkan jumlah kasus stunting. Lebih lanjut dijelaskan bahwa setiap satu persen penurunan produk domestik bruto (GDP) global dapat meningkatkan jumlah anak stunting sebanyak 0,7 juta di seluruh dunia.
Oleh karena itu, kami percaya bahwa setiap anak memiliki hak untuk memenuhi kualitas gizi mereka di mana pun mereka berada di dunia, itulah sebabnya kami mendorong semua pihak turut membantu dalam pengentasan kasus child stunting ini.
Referensi:
P2PTM Kemenkes RI. (2018). “Stunting, Ancaman Generasi Masa Depan Indonesia.” http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-melitus-dan-gangguan-metabolik/stunting-ancaman-generasi-masa-depan-indonesia.
Voa Indonesia. (2020). “UNICEF Indonesia: Pandemi Diprediksi Tingkatkan Jumlah Kasus Stunting.” https://www.voaindonesia.com/a/unicef-indonesia-pandemi-diprediksi-tingkatkan-jumlah-kasus-stunting/5485964.html.
Republika.co.id. (2020). “'Saya Enggak Tahu Anak Saya Kurang Gizi atau Stunting.” https://www.republika.co.id/berita/qf98no330/saya-ltemgtenggak-ltemgttahu-anak-saya-kurang-gizi-atau-stunting.
Comments